Pengertian
- Makhluk Sosial
Manusia selain sebagai makhluk individu, juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga terciptalah sebuah kehidupan yang damai. Menurut Aristoteles, makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia tidak akan sanggup hidup sendiri karena antara satu manusia dengan manusia yang lain saling bergantungan atau saling membutuhkan. Dalam struktur sosial, salah satu bagian yang sangat penting adalah sistem kekerabatan. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Sistem kekerabatan inilah yang menjadi awal dari tumbuhnya budaya.
- Budaya atau kebudayaan
Berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
- Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial yang berbudaya, manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain haruslah didasari dengan budi dan akal yang dimiliki. Aspek ini turut menentukan perilaku komunikatif diantara keduanya.
Tujuan Tuhan Menciptakan Manusia
Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya. Manusia diciptakan oleh Allah, dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang sangat unik. Keunikan dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat dari bentuknya, akan tetapi juga dari karakter dan sifat yang dimiliki oleh manusia.
Sebagai agama yang haq, Islam menegaskan bahwa posisi manusia di dunia ini adalah sebagai ‘abdullah (hamba Allah). Posisi ini menunjukan bahwa salah satu tujuan hidup manusia di dunia adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah. Yang dimaksud dengan mengabdi kepada Allah adalah taat dan patuh terhadap seluruh perintah Allah, dengan cara menjalankan seluruh perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya dalam segala aspek kehidupan.
Perilaku Sosial dan Berperilaku Sosial
Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sebagai makhluk sosial, kita haruslah berperilaku sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya perilaku tersebut berbagai keuntungan dapat dirasa.
Sebagai contoh manusia yang sukses dengan sifat sosial adalah Oprah Winfrey. Ia berhasil memandu sebuah acara talkshow dengan nama yang sama dengan namanya. Tayangan acaranya ini selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.
Tidak hanya acara talkshow yang ia pandu berakhir dengan sukses, namun dirinya pun telah berhasil sukses menjadi manusia yang dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan kegiatan sosial.
Pada kehidupan masyarakat berperilaku sosial yang baik saja dirasa tidak cukup. Berperilaku sosial juga harus didasari dengan perlu adanya pengalaman sosial yang menjadi dasar pergaulan.
Manusia Berbudaya
Masyarakat berbudaya adalah masyarakat yang sudah menggunakan akal dan pikiran secara lebih kreatif dan menyesuaikan dengan perasaaan serta kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berguna dalam hidupnya. Kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia, mengenai aturan, tata kelakuan, serta identitas dari persekutuan hidup manusia.
Kemudian, mengapa kompetisi bisa melahirkan konflik di kalangan masyarakat yang berbudaya?
Hal ini terjadi karena kebudayaan tercipta secara beragam, tergantung situasi masyarakat yang menciptakan kebudayaan itu sendiri. Konflik yang terjadi di Sampit dikarenakan adanya kompetisi terhadap lahan tinggal dan lahan usaha. Namun cara yang dilakukan oleh suku Madura sebagai pendatang yang menyebabkan konflik itu terjadi. Masyarakat suku Madura dikenal sebagai masyarakat yang memiliki budaya kekerasan dan sikap anti toleransi. Budaya ini diturunkan oleh nenek moyang mereka dan mendarah daging pada masyarakatnya hingga kini.
Sumber:
http://febrilestari.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/26/kasussampit/
Mukhtar Salim, M.Ag
Direktur LKIM Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak
Direktur LKIM Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak